SISTEM
KOPLING (CLUTCH) SEPEDA MOTOR
Kopling berfungsi meneruskan dan
memutuskan putaran dari poros engkol ke transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat
mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Umumnya kopling yang digunakan pada
sepeda motor adalah adalah kopling tipe basah dengan plat ganda, artinya
kopling dan komponen kopling lainnya terendam dalam minyak pelumas dan terdiri
atas beberapa plat kopling.
Tipe kopling yang digunakan pada
sepeda motor menurut cara kerjanya ada dua jenis yaitu
A. Kopling
Mekanis (Manual Clutch)
Kopling
mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel
kopling, dimana
pembebasan dilakukan dengan cara menarik handel kopling pada batang kemudi.
Kedudukan kopling ada yang terdapat pada crankshaft (poros engkol/kruk as)
(misalnya: Honda S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang berkedudukan
pada as primer (input/main shaft) (misalnya: Honda CB 100 dan CB 125, Yamaha,
Suzuki dan Kawasaki).
Sistem
kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu
- Mekanisme handel terdiri atas: handel, tali kopling (kabel kopling), tuas (batang) dan pen pendorong.
- Mekanisme kopling terdiri atas gigi primer kopling (driven gear), rumah (clutch housing), plat gesek (friction plate) plat kopling (plain plate), per (coil spring), pengikat (baut), kopling tengah (centre clutch), plat tutup atau plat penekan (pressure plate), klep penjamin dan batang penekan/pembebas (release rod)
Rumah
kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama (main
shaft) yaitu poros yang
menggerakkan semua roda gigitransmisi. Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap
poros utama, artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut berputar.
Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi (diven gear) yang berhubungan
dengan roda gigi pada poros engkol sehingga bila poros engkol berputar maka
rumah kopling juga ikut berputar. Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada
poros utama maka pada poros utama dipasang hub kopling (clutch
sleeve hub). Untuk
menyatukan rumah kopling dengan hub kopling digunakan dua tipe pelat, yaitu
pelat tekan (clutch driven plate/plain plate) dan pelat gesek (clutch
drive plate/friction plate).
Pelat gesek dapat bebas bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas
terhadap rumah kopling. Sedangkan pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap
rumah kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling..
Cara
kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut:
Bila handel kopling pada batang kemudi
bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring
penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling sehingga tenaga
putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada
batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat
pembebas kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau release rod yang ditempatkan di
dalam poros utama. Pushrod akan mendorong piring penekan ke arah
berlawanan dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya pelat gesek dan pelat
tekan akan saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada
poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.
Putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi saat handel kopling
ditekan
Putaran mesin mulai diteruskan ke Transmisi saat handel kopling
mulai dilepas
Putaran mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi saat
handel kopling dilepas
Pada tipe kopling mekanik terdapat dua
cara untuk membebaskan kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi),
yaitu secara manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling secara
manual adalah dengan menggunakan kabel kopling yang ditarik oleh
handel kopling. Terdapat tiga tipe
untuk pembebasan kopling secara manual, yaitu:
1)
Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type)
Pada tipe ini, jika handel kopling
ditarik, plat penekan (pressure plate) akan ditekan ke dalam dari arah
sebelah luar. Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga
kopling akan bebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Pembebas kopling dengan outer push type
2)
Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type)
Pada
tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan(pressure
plate) akan ditekan
ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat
kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Pembebas
kopling dengan inner push type
3)
Tipe rack and pinion
Pada tipe ini, dimungkinkan kopling
dapat dihubungkan dan dilepas secara langsung. Konstruksinya sederhana namun
mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga cocok untuk
sepeda
motor bermesin putaran tinggi
Pembebas kopling dengan rack and pinion type
Sedangkan metode pembebasan kopling
tipe mekanik dengan menggunakan sistem hidrolik adalah dengan mengganti fungsi
kabel kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir sama dengan sistem rem yang
menggunakan cairan/fluida hidrolik.Jika handel kopling/tangkai kopling ditarik,
batang pendorong(pushrod) pada master cylinder mendorong cairan hidrolik yang
berada pada slang. Kemudian cairan hidrolik tersebutmenekan piston yang
terdapat pada silinder pembebas (release cylinder).
Pembebas kopling dengan sistem hidrolik
Akibatnya piston bergerak keluar dan
mendorong pushrod yang terdapat pada bagian dalam poros
utama transmisi. Pergerakan pushrod pada poros utama transmisi tersebut
akan menyebabkan plat penekan pada kopling tertekan sehingga kopling akan
terbebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi. Metode pembebasan
kopling tipe mekanik dengan menggunakan sistem hidrolik mempunyai keuntungan,
antara lain; lembut dan ringan dalam membebaskan dan menghubungkan pergerakan
kopling, bebas penyetelan dan perawatan terkecuali pemeriksaan berkala/rutin
pada sistem hidrolik seperti ketinggian cairan hidrolik, dan penggantian cairan
dan perapat (seal) hidrolik. Dengan pergerakan yang
ringan tersebut, maka tipe ini bisa
menggunakan pegas kopling (clutch spring) yang lebih kuat dibanding kopling tipe
mekanik yang menggunakan kabel kopling. Pegas kopling
yang lebih kuat akan menyebabkan daya
tekan/cengkram plat penekan menjadi lebih kuat juga saat kopling
tersebutterhubung, sehingga proses penyambungan putaran mesin ke transmisi akan
lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar